Selamat Hari Anak Nasional: Pilih Main Gadget atau Baca Buku?
Saat anak-anak terbiasa terus bermain gadget orangtua wajib waspada. Terlebih lagi ketika gadget menjadi semacam candu bagi buah hatinya. Pada kondisi seperti itu gadget bisa menjelma menjadi ‘tool’ yang bisa merusak, tidak saja bagi mata anak, tetapi juga perkembangan mental anak. Maka orangtua pun perlu waspada dan tanggap terhadap pemakaian gadget pada anak.
Gadget yang dimaksud di sini perangkat (device) yang terhubung dengan internet dan berisi aneka aplikasi serta konten. Dalam hal ini anak bisa dengan mudah mengakses aplikasi, media sosial, dan konten-konten. Jika orangtua tidak rajin mengecek dan memfilter konten, anak bisa dengan bebas mengakses konten berbahaya yang belum layak dikonsumsi anak.
Namun, menjauhkan sepenuhnya anak dengan gadget memang bukan solusi yang bijak. Gadget seperti laptop, handphone, dan tablet bisa menjadi sisi positif bagi anak, ketika orangtua bisa mengarahkannya. Bagaimana cara mengarahkannya? Gadget bisa dikenalkan dan dimanfaatkan untuk media belajar, bermain, dan membangun daya kreativitasnya. Sejak awal, gadget sebaiknya digunakan hanya sebagai media belajar dan membuka wawasan ilmu pengetahuan.
Nah, terkait akses penggunaan gadget, orangtua perlu tegas kepada anak. Di sini orangtua bisa membatasi anak menggunakan gadget dalam sehari tidak lebih dari 30 menit atau sesuai kesepakatan bersama. Misal, usai belajar dengan “buku fisik”, anak baru boleh bermain gadget.
Lebih jauh orangtua perlu tahu apa saja permainan (games), tontonan, dan aktivitas anak bersama gadget-nya. Agar mudah memonitor, anak boleh bermain gadget di ruang tamu atau ruang terbuka yang bisa diketahui orangtuanya. Dengan begitu, orangtua bisa dengan mudah mengintip apa saja yang ia buka.
Selain itu, jangan lupa aplikasi “berbahaya” dan konten dari internet yang “merusak” bisa diblokir terlebih dahulu. Ingat kosakata jorok dan kotor bisa didapatkan anak juga melalui konten-konten yang tersebar lewat aplikasi video seperti YouTube.
Sementara masalah lain terkait gadget yang tak kalah penting adalah saat anak menjadi malas bergaul atau bersosialisasi dengan anak-anak sebayanya. Jika hal ini terlihat, orangtua perlu mengajak anak keluar rumah, membuat aktivitas menarik yang melibatkan teman-temannya agar anak Anda kembali berinteraksi dengan mereka. Mainan anak seperti gobak sodor atau bentengan bisa dikenalkan kembali. Atau mungkin permainan fisik seperti main sepeda bersama.
Buku & Mendongeng
Salah satu alternatif bijak agar anak tidak melulu bermain gadget adalah mengenalkan sejak dini tradisi mendengarkan dongeng atau cerita. Melalui dongeng, anak bisa lebih tertarik dan ‘terhipnotis’ dengan kisah-kisahnya. Orangtua tak perlu berteriak dan marah saat melarang anaknya agar tidak berbuat ini-itu. Pasalnya, cerita dongeng dapat dimanfaatkan sebagai alat menasihati, mengingatkan pentingnya berbuat baik, merangsang daya imajinasi, dan seterusnya. Nah, dari isi buku dongeng inilah pesan moral pun tersampaikan.
Lewat dongeng, secara tidak langsung, orangtua juga mengenalkan buku-buku kepada anak. Tradisi membaca di sini pun turut dikenalkan kepada buah hati Anda. Berilah contoh juga bahwa Anda pun orangtua yang suka membaca buku. Setidaknya setiap hari buah hati Anda seringkali menyaksikan orangtuanya membaca buku di ruang tamu atau di kamar.
Tradisi bermain gadget, ada baiknya didahului atau diimbangi dengan tradisi membaca buku. Sebab pembiasaan belajar membaca dengan buku perlu dikenalkan mulai anak berumur 2 atau 3 tahun. Kecintaan kepada buku akan terus bermanfaat hingga kelak beranjak dewasa dan menua. Aktivitas mencintai membaca buku tidak saja terhubung dengan ruang pendidikannya, tetapi juga dalam meraih cita-cita dan impiannya.
Sementara dari sisi perkembangan kognitif, tahukah Anda ketika anak-anak dikenalkan kepada buku-buku, otak mereka akan terus-menerus membentuk koneksi; antara teks dan gambar-gambar dalam buku akan menjadi sesuatu yang bisa mereka hubungkan. Selain itu, membaca buku akan melatih daya konsentrasi dan menambah kosakata mereka.
Nah, di momen Hari Anak Nasional ini yang jatuh setiap 23 Juli, sudahkah Anda sebagai orangtua, mengenalkan buku-buku kepada anak Anda? Memberikan hadiah buku-buku bisa menjadi alternatif menarik selain mainan atau mengajak mereka traveling. Dengan begitu, harapannya buah hati Anda berupaya menghargai dan mencintai buku-buku yang diberikan orangtuanya.
Promosi Ebook Playstore
Jika ingin mengaitkan dengan gadget, orangtua bisa mengenalkan ebook-ebook yang sesuai dengan usia dan minatnya. Ebook ini merupakan buku dalam bentuk digital yang bisa disimak melalui handphone, laptop, dan tablet. Penerbit Cikal Aksara memeringati Hari Anak Nasional dengan memberikan diskon khusus pada tanggal 21 Juli sampai dengan 31 Juli 2017 terhadap ebook kami yang tersedia di Google Playstore. Hanya dengan membayar setengah harga, orangtua dapat mengunduh puluhan buku versi digital yang bermanfaat untuk anak.
Preorder Buku Terbaru
Beberapa buku yang bisa menjadi referensi hadiah untuk anak-anak usia PAUD dan TK seperti Kisah Seru Binatang Terpopuler di Dunia. Buku ini berkaitan dengan fabel dan pesan aneka pesan moral yang bisa disampaikan untuk anak. Sementara Seri buku Smart Practice Book (Belajar Membaca Menulis dan Matematika untuk PAUD & TK) bisa menjadi pengantar anak untuk belajar menulis dan berhitung. Kedua judul tersebut bisa dibeli di toko buku mulai akhir Bulan Juli 2017.
Satu yang menarik adalah khusus untuk buku Kisah Seru Binatang Terpopuler di Dunia sudah dapat dipesan melalui toko buku online secara preorder eksklusif. Diskon harga 20% dan free gimmick pensil warna dapat diperoleh dengan membeli buku preoorder ini selama periode 12-24 Juli 2017. Pemesanan ini dapat melalui RepublikFiksi.com dan Alifia Bookstore.
Kembali lagi dengan Hari Anak Nasional ini, mari kita sebagai orangtua kembali mengingat hak-hak anak untuk lebih diperhatikan, didengar, dilindungi, lebih sehat, cerdas, dan memberinya ruang bermain dan belajar agar potensi dirinya lekas tergali sejak dini. Hindari kekerasan kepada anak dalam mengasuh dan mendidiknya. Semoga anak Indonesia lebih mendapat perhatian khusus oleh orangtua, pendidik, masyarakat, dan pemerintah.
Lewat artikel ini redaksi Cikal Aksara mengucapkan “Selamat Hari Anak Nasional” semoga anak Indonesia lebih baik lagi saat ini dan pada masa mendatang.