Cintai Bumi : Mengenalkan Pengolahan Sampah kepada Anak-anak
Bunda, mungkin pernah melewati tempat penampungan sampah sementara (TPSS) bersama anak? Jika belum sesekali coba ajak mereka lewat dekat lokasi TPSS. Ini biar dapat gambaran nyata kondisi sampah di TPSS. Jika perlu agendakan bersama untuk kunjungan edukasi pergi ke TPA (tempat pembuangan sampah akhir) bersama teman sekolah.
Kunjungan edukasi bertema sampah akan lebih mengena dan membekas bagi anak-anak. Tujuannya mengenalkan perjalanan sampah dari rumah, TPS, hingga TPA. Ini penting dan lebih dari sekadar belajar. Ada upaya melihat dan mengamati langsung.
Sampah-sampah yang terkumpul di TPS adalah banyak berasal dari sampah dari pemukiman penduduk. Kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga. Sampah ini berupa sisa atau limbah organik (sisa makanan, sisa nasi, sayuran, lauk-pauk), sampah anorganik, sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun, seperti baterai, obat kedaluarsa, styrofoam), serta sampah kertas dan kardus.
Sebagian besar masyarakat mungkin sudah cukup mengenal pemisahan sampah untuk kategori sampah organik, non-organik, dan sampah khusus seperti sampah elektronik, serta sampah yang berbahaya seperti bohlam, kaca, dan sampah medis berbahan kimia.
Tujuan pemilahan sampah ini untuk memudahkan pengelolaan dan mendaur ulang sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Jika sampah plastik bercampur dengan sampah organik, nantinya akan sulit didaur ulang.
BACA JUGA Yuk Bun, Edukasi Anak untuk Ikut Kelola Sampah Rumahan dengan Cara Asyik
Namun apakah jenis-jenis sampah di atas akan dipisahkan setelah sampai di TPS? Nampaknya upaya ini belum sepenuhnya dilakukan. Saat sampah dibawa dalam truk sampah, sampah ada yang tercampur tanpa dipilah. Ini mungkin karena keterbatasan dan kekurangan pemerintah dalam memfasilitasi pengelolaan sampah dari rumah hingga TPA. Untuk itu kita perlu tetap kritis terhadap regulasi seputar sampah.
Kesadaran membuang sampah di tempat yang sesuai perlu dikenalkan sejak anak usia dini, bunda. Hal ini lebih mudah untuk belajar mendisiplinkan anak-anak terkait sampah. Misalnya, bagaimana membedakan sampah organik, non organik, dan sampah elektronik seperti baterai bekas, mainan elektronik bekas, dan sebagainya.
Sebagai bahan edukasi soal sampah untuk putra-putri yang duduk di sekolah dasar, Cikal Aksara memberikan referensi buku yang sesuai usia anak. Buku full gambar dan full warna ini bisa menjadi pengantar yang menarik dan penting bagi anak untuk belajar mengenal pengelolaan sampah dari rumah.
Dalam buku Aksi Lima Sahabat Selamatkan Bumi dari Sampah, anak-anak diajak ikut kenal dan mempelajari soal sampah dan turut aksi nyata di lingkup terkecil, rumah dan sekolahnya. Buku yang disusun dan ditulis oleh Rumah Belajar Menulis ini sudah bisa didapatkan di toko buku Gramedia terdekat di kota bunda. Di toko buku daring juga ada.
Ayo bunda, ajak anak-anak buang sampah pada tempatnya. Kenalkan pula bahaya membuang sampah sembarangan. Sampah yang tidak dikelola bisa menjadi sumber segala penyakit bagi manusia dan merusak kelestarian planet Bumi.
Nah, ini penting diketahui, Indonesia adalah negara kedua pembuang sampah plastik terbesar di dunia, setelah China. Yuk kurangi penggunaan tas plastik dan ganti dengan tas biasa saat belanja ke pasar tradisional, mini market, atau tempat perbelajaan.
Video