Mengenal Jenis Keterampilan Motorik Anak, Bermanfaat Untuk Mengasah Kemampuan dan Kemandirian Anak-anak
Salah satu cara menggali bakat anak bisa dikenali dengan memperbanyak mengenalkan aneka jenis aktivitas motorik. Memang tidak mudah, perlu upaya, tenaga, waktu, serta dana untuk bisa menemukan potensi bakat-bakat anak sejak usia dini.
Anak-anak yang suka bermain dan bergerak, kemungkinan memiliki potensi di bidang olahraga bisa diarahkan sesuai olahraga yang mereka sukai. Sementara anak-anak yang berbakat dalam mewarnai dan menggambar bisa diarahkan dalam bidang seni.
Aktivitas motorik penting bagi anak karena banyak memberikan manfaat dan bekal untuk bisa survive dalam hidup. Aktivitas bermain yang melibatkan gerakan, otot besar, dan jari-jari akan akan merangsang tumbuhnya keterampilan motorik.
Tahapan mewarnai, menggambar, hingga membentuk tulisan membutuhkan langkah demi langkah yang melibatkan saraf motorik. Semua dilatih sejak usia dini, misalnya dengan bermain pasir pantai, untuk merangsang motorik di sekitar tangan dan jari-jari. Sementara mengikuti bentuk-bentuk dasar seperti garis lurus, garis putus-putus, lengkung, diagonal (garis miring), atau kurva bisa coba dilakukan sembari bermain.
Pernahkah ayah bunda menjumpai anak-anak yang kerepotan menulis atau menggambar dengan tangan saat memakai pensil atau ballpoint ? Salah satu penyebabnya kemungkinan saat usia di bawah lima tahun orangtua kurang tekun melatih jari-jari mereka dengan permainan dan alat-alat sederhana yang mendukung. Ada pula karena penyebab lain, misalnya kelainnya fungsi otak, namun tidak akan kami bahas dalam artikel ini.
BACA JUGA Fakta Menarik yang Tentang ADHD, Ini Gejala dan Ciri-cirinya
Keterampilan motorik—baik motorik kasar mapun halus—tiap anak pastinya berbeda. Agar dapat berkembang secara optimal, tentunya dibutuhkan peran aktif orangtua atau pengasuh dalam memberi stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapannya.
Namun, tahukah Ayah Bunda apa saja yang termasuk dalam keterampilan motorik kasar dan motorik halus?
Sebelum kita mengulas lebih lanjut tentang apa saja yang termasuk dalam keterampilan motorik kasar dan motorik halus, yuk, kita simak dulu pengertian dari masing-masing keterampilan motorik ini.
Mengutip dari laman parenting.co.id, motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh usia, berat badan, dan perkembangan anak secara fisik. Sementara itu, motorik halus merupakan kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.
Lantas, apa saja sih, yang menjadi contoh kemampuan motorik kasar dan motorik halus anak? Nah, para calon orangtua harus tahu dan paham tentang hal ini. Dengan begitu, jika ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan kemampuan motorik anak, Ayah Bunda bisa langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.
Adapun yang termasuk ke dalam kemampuan motorik kasar anak antara lain menegakkan kepala, berjalan dengan baik pada garis lurus, berlari tetapi tidak mudah tersandung, mampu melempar, menendang, serta menangkap bola dengan benar, melompat dan mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan, kemampuan duduk dengan benar, atau kemampuan naik turun tangga.
Sementara itu, contoh kemampuan motorik halus di antaranya menggenggam, bisa menggambar bentuk (lingkaran, segitiga, kotak, dll), mampu mewarnai tanpa keluar garis, mampu makan dan minum sendiri, mampu memakai baju dan memasang kancing sendiri, menyusun balok, atau bermain puzzle.
Permainan pasir kelak bisa bermanfaat untuk memudahkan anak saat belajar menulis dan menggambar dengan tangan.
Apakah perkembangan motorik anak bisa terhambat?
Perkembangan motorik anak bisa saja terhambat. Faktor penyebabnya pun beragam. Beberapa di antaranya adalah faktor genetik/keturunan, sistem imun, bayi lahir prematur, hingga masalah kesehatan.
Keterlambatan ini bisa ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk melakukan apa yang seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak lain yang seusia dengannya.
Misalnya saja, anak kesulitan meraih dan menggenggam benda. Biasanya, anak mulai bisa menggenggam benda sejak usia 3 bulan. Namun, jika anak belum bisa menggenggam benda di atas usia 3 bulan, ada baiknya Ayah Bunda memeriksakan kondisi tersebut ke dokter untuk memastikan apakah terdapat hambatan pada perkembangan motorik halusnya.
Contoh lain adalah saat anak belum dapat belajar melangkahkan kakinya di usia 18 bulan. Hal ini dapat Ayah Bunda konsultasikan dengan dokter karena berkaitan dengan perkembangan motorik kasar anak.
Mengenal perkembangan motorik halus anak
Seperti dituliskan sebelumnya, motorik halus anak berkaitan dengan kemampuan yang melibatkan otot-otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan. Perkembangan motorik halus anak ini sudah bisa terlihat bahkan sejak bayi dan akan terus berkembang seiring bertambahnya usia anak.
Jika tidak ada masalah, motorik halus anak akan berkembang dengan optimal. Jangan salah, perkembangan motorik halus yang optimal ini akan memberi manfaat sangat baik bagi tumbuh kembang anak.
Mengutip dari laman kumparan.com, manfaat berkembangnya motorik halus anak berkaitan dengan beberapa hal berikut ini.
- Cara anak mengolah pikiran sesuai usianya secara sistematis dalam permainan, menyusun puzzle, menata mainan, bersabar membangun balok, hingga mencetak bentuk dengan pasir.
- Kemampuan “life skill” (kecakapan hidup) seperti memegang sendok, makan sendiri, melepas serta memakai kaos kaki dan sepatu sendiri, menutup pintu tanpa dibanting, mengaduk minuman dan menuang minuman.
- Kemampuan anak dalam mengikuti kegiatan di sekolah, seperti mampu memegang gunting, menggunting sesuai instruksi, mewarnai dengan sabar, meronce benda kecil, melipat kertas lipat sesuai instruksi sederhana, memegang crayon dan spidol, menebalkan garis putus-putus dan menyelesaikan instruksi sederhana dengan baik.
Jadi, jika Ayah Bunda merasa ada yang berjalan tidak sesuai dengan semestinya pada kemampuan motorik halus dan motorik kasar anak, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter, ya. Dengan begitu kondisi tersebut bisa segera ditangani agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak ke depannya.
Sumber: